DATA PENGUNJUNG

Website counter

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PROFESIONALISME GURU

A. UNDANG - UNDANG SISDIKNAS PASAL 42
(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
(2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidika
menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
(3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
baca selanjutnya...



PGRI (PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang lahir pada tanggal 25 November 1945, dengan keuletan, kekompakan, kejuangan dan perjuangannya serta anggota sebanyak 1,5 juta orang telah membuktikan dan menempatkan PGRI sebagai organisasi guru dan tenaga kependidikan lainnya yang terbesar di Indonesia, dan tetap eksis hingga sekarang. Di samping itu, PGRI juga merupakan bagian dari organisasi guru dunia terbesar dengan 25 juta anggota. Hal tersebut karena PGRI merupakan wadah bagi guru yang telah membuktikan perannya secara dinamis, prospektif dan mampu menjawab tantangan masa depan. Baca selanjutnya... Situs Web PGRI Tingkat Pusat
APA ITU PROFESIONAL
Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti

baca selanjutnya....


Hasrat Untuk Berubah
Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal
Aku bermimpi ingin mengubah dunia
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku
Kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah.

Maka cita - cita itu pun agak kupersempit,
Lalu kuputuskan hanya untuk mengubah negeriku.
Namun, tampaknya hasrat itu pun tiada hasil.

Tatkala usiaku makin senja,
dengan semangatku yang masih tersisa,
kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
orang - orang yang paling dekat denganku.
sayangnya, mereka pun tak mau diubah.

Kini, sementara aku berbaring menunggu ajal menjelang,
Tiba - tiba kusadari :
Andaikan yang pertama - tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai teladan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
Bisa jadi aku pun bisa memperbaiki negeriku.
Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia.

*Tulisan di sebuah makam di Westminster Abbey, Inggris, 1100 Masehi.
Dikutip dari buku Manajemen Kecerdasan:Memberdayakan IQ, EQ, dan SQ Untuk Kesuksesan Hidup, yang ditulis oleh Taufik Pasiak dengan Penerbit Mizan


KING SPEECH : DARI GAGAP MENUJU ORATOR HEBAT Pernahkah Anda kesulitan bicara di hadapan sebuah massa? Ketika Anda sudah berada di depan podium? Suara Anda tidak keluar desertai keringat dingin dan rasa berdebar - debar? Film Kings Speech menceritakan tentang Prince Albert (Colin Firth) yang tak pernah berharap menjadi raja Inggris. Ia tahu benar keterbatasan yang ia miliki. Tak mungkin ia memimpin sebuah negara sebesar Inggris sementara berbicara di depan umum saja sudah jadi perjuangan berat buatnya. Celakanya takdir berkata lain dan Albert harus segera naik tahta. Sepeninggal Raja George V (Michael Gambon), Prince Edward (Guy Pearce) yang seharusnya naik tahta namun karena Edward lebih memilih melepas tahta dan menikahi Wallis Simpson (Eve Best), tak ada pilihan lain buat Albert selain mengambil alih tampuk kekuasaan. Albert tahu kalau ini bukan urusan mudah, apalagi Perang Dunia II sudah di depan pintu. Ia harus mampu mengatasi kekurangannya. Baca selangkapnya tentang Kings Speech di Wikipedia.

Jumat, 15 Juli 2011

Menjadi Seoang Profesional



Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti

Dan kata profesional bukan hanya kata baku yang diperuntukkan bagi mereka yang kerja dikantoran. Bekerja di dalam ruang berAC, memakai kemeja, jas mahal, celana bahan bagi laki-lakinya, atau memakai blazer, rok mini, berkutat dengan orang-orang penting yang biasa disebut dengan istilah “meeting”. Tidak! kata professional berlaku untuk setiap profesi. Termasuk guru.

Guru harus memiliki keahlian tertentu dan distandarkan secara kode keprofesian. Bila ia tak punya keahlian menjadi guru maka tidak dapat disebut sebagai guru. Oleh karnanya tidak semua orang bisa menjadi guru.

Namun, pada kenyataannya banyak ditemui bahwa pilihan profesi guru sebagai pilihan profesi terakhir. Profesi ini dirasa kurang bonafide, dekat dengan status sosial menengah ke bawah, bergaji kecil, tidak sejahtera, dan hidup dibawah garis kemiskinan. Bahkan ada guru yang diambil dengan asal comot. Yang penting ada yang mengajar.

Padahal guru adalah operator kurikulum pendidikan. Pengentas kebodohan Ia merupakan mata rantai dan pilar peradan sekaligus benang merah kemajuan suatu masyarakat dan motor penggerak peradaban suatu bangsa.

Dapat dibayangkan bila profesi ini diamanahkan bagi mereka yang tidak profesional dan menjadikan profesi ini sebagai pilihan terakhir. Akan dibawa kemana bangsa ini?

Guru Profesional
Guru profesional adalah guru yang meramu kualitas dan integritasnya. Mereka tidak hanya memberikan pembelajaran bagi peserta didiknya tapi mereka juga harus menambah pembelajaran bagi mereka sendiri karena jaman terus berubah. Ia harus terus meningkatkan kemampuan serta keterampilannya dalam berbagai bidang.
Perningkatan kualitas ini tidak hanya didapat melalui ruang formal saja. Tapi juga bisa melalui pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas guru. Dan diharapkan peningkatan kualitas guru ini dapat menghapus stigma akan penyakit guru dibawah ini.
Agar tidak ada lagi 11 penyakit yang rentan diderita guru:
1. Tipes : Tidak punya selera
2. Mual : mutu amat lemah
3. Kudis : Kurang disipiln
4. Asma : Asal masuk kelas
5. Kusta : Kurang Strategi
6. TBC : Tidak Bisa Computer
7. KRAM : Kuram Terampil
8. Asam Urat : Asal Sampaikan materi urutan kurang akurat
9. Lesu : Lemah Sumber
10. Diare : Dikelas Anak-anak remehkan
11. Ginjal : Gajinya nihil jarang aktif dan terlambat

Yuk jadi guru berkualitas. Yang menjadikan profesinya tidak hanya profesi penopang kehidupannya di dunia tapi juga sebagai tabungan untuk kehidupannya di akhirat.
http://www.sabili.co.id/aspirasi-anda/menjadi-guru-profesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar